Demo Mahasiswa di Mapolda Sultra Ricuh, Berlangsung Hingga Senin Malam

Portal Sosmed - Unjuk rasa Mahasiswa Halu Oleo (UHO) ini dipicu oleh kegeraman mahasiswa atas sikap repsresif kepolisian dan Satpol PP Sultra pada aksi penolakan operasi 15 perusahaan pertambangan di Kabupaten Konawe Kepulaun, 6 Maret, di halaman kantor Gubernur Sultra. Saat itu warga bersama mahasiswa menggelar unjuk rasa memprotes dan meminta pemerintah mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) di daerah yang dikenal sebagai salah satu lumbung tanaman kelapa.

Terkait itu, sejumlah mahasiswa dari Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sultra mendatangi Mapolda Sultra untuk mendesak Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto mencopot Kapolres Kendari AKBP Jemy Junaedi. Unjuk rasa itu sempat ricuh dan Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Kapolda Sultra, Kompol Agung Basuki, terkena lemparan batu.

"Kepada pihak kepolisian, kalian telah memukuli dan melempari mahasiswa", teriak massa aksi, Senin (11/3/2019).

Lukman, salah seorang mahasiswa, juga merasa kecewa atas ketidakhadiran Iriyanto untuk menemui mahasiswa. Massa justru akan dipertemukan dengan Wakapolda Kombes Rosyanto Yudha Hermawan, namun mahasiswa menolak hal tersebut.

"Katanya Kapolda tidak ada di tempat, hanya Wakapolda, kita tetap bertahan karena Wakapolda tidak memiliki kebijakan untuk mengambil keputusan", teriaknya.

Aksi pada Rabu pekan lalu yang awalnya berlangsung tertib berakhir dengan kericuhan dan pemukulan. sejumlah warga dan 11 mahasiswa dilarikan ke rumah sakit. Mereka mengalami luka memar di tangan, kaki, dan kepala. Bahkan satu mahasiswa dikabarkan harus dirawat intensif karena mengalami koma setelah dipukuli dengan brutal oleh Satpol PP.

Tindakan inilah yang diprotes mahasiswa. Mereka meminta Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto mengusut dan meproses pelaku kekerasan. Mereka juga menuntut Kapolres Kendari AKBP Jemy Junaidi dicopot karena dianggap bertanggung jawab atas peristiwa kekerasan lima hari lalu.

Sekitar pukul 14.00 WITA Kapolda Sultra menemui pendemo dan langsung menyahuti tuntutan mahasiswa. Dia mengatakan bukan hanya akan memproses pelaku kekerasan yang dilakukan oleh Satpol PP, bahkan jika anggotanya pun diketahui bertindak di luar batasan prosedur pada aksi Rabu pekan lalu itu, mereka akan diberi sanksi mulai dari sanksi pidana sampai kode etik.

“Secara kelembagaan sampai personilnya kami lakukan penyelidikan. Pelanggaran internal jika terjadi pelanggaran akan ditangani oleh Provos. Untuk proses hukumnya kami lakukan secara transparan mari kita kawal bersama silahkan mahasiswa membentuk tim untuk mengawasi prosesnya”, kata Iriyanto saat menemui ribuan pendemo.

Massa aksi yang tidak terima atas jawaban Kapolda langsung menuju kantor Gubernur Sultra untuk mendesak pemecatan Kasatpol PP Sultra Eman Jaya. Saat di kantor Gubernur, mahasiswa kembali melakukan aksi anarkistis, yakni melempar batu. Tembakan gas air mata juga sudah dikeluarkan beberapa kali, namun mahasiswa tetap melakukan lempar batu hingga pihak kepolisian menjadi korban.

Selain Kompol Agung, terdapat polisi bernama Bripka Musriandi yang terkena lemparan dan berdarah pada pipi sebelah kiri.

Sementara seperti dilansir tempo.co, sampai Senin malam pukul 20.50 WITA, aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) belum selesai. Dari informasi yang dihimpun Tempo, Aksi oleh mahasiswa kini merembet sampai ke beberapa titik diantaranya di seputaran jalan Malaka, dan jalan MT Haryono.
Selanjutnya Sebelumnya